Ketulusan mulai diuji ketika Theo & Ruza Season 1 Episode 7 menghadirkan konflik keluarga, kecemburuan yang memuncak, dan pengakuan yang hampir terungkap.
SINOPSIS
Theo & Ruza Season 1 Episode 7 adalah episode yang penuh ketegangan emosional dan mengungkap banyak sisi rapuh kedua karakter. Setelah hubungan mereka mulai mencair di episode sebelumnya, episode ini memperlihatkan hambatan baru yang muncul—terutama dari keluarga Theo dan kehadiran Adrian yang semakin posesif.
Episode dibuka dengan adegan Theo yang bangun pagi dengan perasaan campur aduk. Ia menatap pesan terakhir Ruza sebelum tidur dan tersenyum kecil. Namun senyum itu menghilang ketika ia menerima pesan dari ayahnya yang mengingatkan soal acara keluarga penting hari itu. Theo diminta hadir bersama “seseorang” untuk menunjukkan bahwa ia sudah siap membangun masa depan yang stabil. Tekanan ini membuat Theo gelisah, mengingat ia belum siap memperkenalkan siapa pun—terutama Ruza—kepada keluarganya.
Di sisi lain, Ruza memulai harinya dengan semangat. Ia merasa hubungan dengan Theo mulai membaik. Ia menyiapkan konten baru, tetapi pikirannya masih tertuju pada Theo. Ada kehangatan dalam senyum Ruza, sesuatu yang tidak ia rasakan sejak lama. Ruza kemudian menerima pesan dari Adrian yang mengajaknya bertemu. Meski ragu, Ruza setuju karena ia ingin menjelaskan batasan hubungan mereka dengan lebih tegas.
Sementara itu, Theo menghadiri acara keluarga dengan terpaksa. Ibunya menyambut hangat, tetapi ayahnya langsung bertanya kenapa Theo tidak membawa siapa pun. Keluarga mulai menekan dengan pertanyaan yang membuat Theo semakin terpojok: “Kapan kamu kenalkan pasanganmu?” “Apa kamu tidak serius dengan masa depan?” “Kami butuh melihat kamu siap.” Dalam momen ini, Theo merasa semakin tercekik oleh ekspektasi keluarga.
Adegan berpindah ke Ruza yang bertemu Adrian di sebuah café. Adrian terlihat lebih emosional. Ia meminta Ruza untuk memberi kesempatan padanya. Ruza menolak dengan lembut namun tegas, mengatakan bahwa ia menghargai Adrian sebagai sahabat dan tidak ingin memberikan harapan palsu. Namun Adrian mulai kehilangan kendali, mengatakan bahwa Theo tidak pantas untuk Ruza dan bahwa Theo akan “menghancurkan hatinya.”
Ruza terkejut dan tersinggung. Ia meninggalkan café dengan perasaan berat. Namun saat berjalan keluar, ia bertemu Theo secara tak terduga. Theo ternyata datang setelah acara keluarga, ingin bertemu Ruza dan meminta pendapatnya. Tapi yang ia lihat justru Ruza yang keluar dari café sambil menahan air mata, sementara Adrian mengejar di belakangnya.
Momen ini memicu salah satu konflik terbesar di episode ini. Theo menghampiri keduanya, menatap Adrian dengan penuh ketegangan. Adrian langsung mengatakan bahwa Theo tidak pantas untuk Ruza. Theo mencoba bersabar, namun emosinya akhirnya meledak ketika Adrian menyiratkan bahwa Ruza hanya tersesat perasaan sementara.
Ruza berdiri di tengah, terkejut melihat dua pria itu hampir bertengkar. Ia berusaha menenangkan mereka. Theo akhirnya mundur, mengambil napas dalam-dalam, lalu menatap Ruza dengan mata yang menunjukkan rasa sakit dan kebingungan. Tanpa kata-kata, ia pergi meninggalkan keduanya.
Ruza mencoba mengejar Theo, namun mobilnya sudah melaju pergi. Adegan ini benar-benar menghancurkan hati penonton—hubungan yang baru saja membaik kembali retak.
Di sisi lain, Theo menghabiskan malam dengan merenung sendirian di mobil. Ia mengingat semua yang terjadi: tekanan keluarganya, ucapan Adrian, dan wajah sedih Ruza. Hatinya kacau. Ia merasa tidak cukup baik untuk Ruza, namun juga tidak ingin menyerah.
Ruza pun pulang dengan perasaan campur aduk. Ia marah pada Adrian, sedih kehilangan Theo, dan bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ia mencoba menghubungi Theo, namun panggilannya tidak diangkat.
Episode menuju klimaks ketika Theo akhirnya mengirim pesan singkat pada Ruza:
“Besok… kita harus bicara.”
Ruza yang membaca pesan itu menitikkan air mata—campuran lega namun juga takut.
Episode ditutup dengan adegan paralel: Theo menatap kota dari balkon apartemennya, dan Ruza duduk di tempat tidurnya sambil memeluk ponselnya. Keduanya sama-sama hancur, namun jelas masih memikirkan satu sama lain. Episode ini menjadi jembatan penting menuju momen besar yang akan terjadi di episode 8.
Kata kunci terkait:







