“Isang Himala (2024) menghadirkan drama religius penuh haru tentang keajaiban, harapan, dan perjuangan manusia menghadapi cobaan terbesar.”
Sinopsis Film :
Isang Himala (2024) adalah drama Filipina yang menyentuh hati, mengangkat kisah spiritual dan perjuangan hidup seorang perempuan muda bernama Althea, yang tinggal di sebuah desa terpencil yang dilanda krisis ekonomi dan bencana alam bertubi-tubi. Desa itu hidup dalam kemiskinan, keputusasaan, dan ketidakpastian—hingga suatu hari, Althea mengaku mengalami sebuah peristiwa ilahi yang mengubah hidupnya dan seluruh desa. Pengakuan Althea menjadi titik awal dari fenomena besar, memperlihatkan bagaimana “keajaiban” dapat menyatukan sekaligus memecah belah komunitas.
Althea adalah gadis sederhana, polos, dan dikenal baik oleh semua orang di desanya. Namun setelah sebuah badai besar menghancurkan lahan pertanian, menyebabkan banyak korban, dan memicu kelaparan, desa itu berada di ambang kehancuran. Suatu malam, ketika Althea sedang berdoa di kapel tua yang rusak, ia mengaku melihat cahaya besar dan mendengar pesan dari Tuhan. Kejadian itu menyebar cepat, membuat warga desa menganggap Althea sebagai “utusan harapan” yang akan membawa mukjizat ke kehidupan mereka. Isang Himala (2024) memperlihatkan bagaimana keputusasaan bisa mengubah persepsi orang terhadap sesuatu yang tidak dapat dijelaskan.
Sementara sebagian besar warga mulai percaya bahwa keajaiban terjadi karena Althea, tidak sedikit pula yang menganggapnya sebagai kebohongan. Konflik muncul antara kelompok yang memujanya dan kelompok yang menolaknya. Kehidupan Althea berubah drastis: dari gadis biasa menjadi pusat perhatian, pusat konflik, bahkan pusat manipulasi. Pemimpin desa, tokoh agama, dan beberapa pihak luar mulai memanfaatkan situasi tersebut demi kepentingan pribadi. Di tengah tekanan itu, Althea justru berjuang mempertahankan jati diri dan kebenaran hatinya.
Cerita semakin mendalam ketika serangkaian kejadian “aneh” terjadi setelah pengakuan Althea—seorang anak sembuh dari penyakit misterius, sumber air baru muncul, dan ternak yang hampir mati kembali hidup. Namun fenomena itu juga memiliki penjelasan logis yang tidak ingin didengar oleh sebagian warga. Konflik iman dan realitas menjadi inti cerita, menekankan bagaimana manusia seringkali lebih memilih harapan daripada kebenaran.
Perubahan terbesar terjadi ketika Althea mulai mempertanyakan dirinya sendiri: apakah benar ia mengalami mukjizat, atau apakah ia hanya menjadi korban keadaan? Dalam perjalanan ini, ia bertemu dengan Miguel, seorang jurnalis yang datang ke desa untuk mengungkap kebenaran. Miguel membantu Althea memahami sisi lain dari apa yang terjadi—bahwa “keajaiban” tidak selalu datang dalam bentuk yang spektakuler, tetapi seringkali lahir dari keberanian, cinta, dan pengorbanan.
Menuju klimaks, sebuah tragedi besar terjadi di desa, memaksa seluruh penduduk mempertanyakan kembali keyakinan mereka. Althea berdiri di hadapan semua orang dalam momen yang penuh air mata, mengungkapkan kebenaran tentang apa yang ia alami. Momen pengakuan ini menjadi titik balik emosional, menunjukkan bahwa terkadang manusia tidak membutuhkan mukjizat dari langit—mereka hanya membutuhkan harapan yang tumbuh dari dalam diri sendiri.
Penutup film menghadirkan suasana damai dan reflektif. Althea tidak lagi dianggap sebagai sosok ilahi, melainkan sebagai manusia yang telah memberikan keberanian pada orang-orang yang hampir kehilangan arah. Isang Himala (2024) menegaskan bahwa mukjizat terbesar adalah kemampuan manusia untuk bangkit, mencintai, dan percaya sekali lagi.
Tonton Isang Himala (2024) hanya di Filmkita21, situs streaming lengkap dan update setiap hari.












