“Lukewarm: Why the Cross (2025) adalah drama spiritual reflektif tentang iman yang goyah, pencarian makna pengorbanan, dan keputusan untuk percaya sepenuh hati.”
Sinopsis Film :
Lukewarm: Why the Cross (2025) mengisahkan perjalanan batin Daniel Moore, seorang pria berusia 35 tahun yang tumbuh dalam keluarga religius namun kini hidup dengan iman yang dingin dan setengah-setengah. Daniel bukan ateis, tetapi juga bukan seorang yang sungguh percaya. Ia menjalani hidup dengan rutinitas: bekerja sebagai editor konten, menghadiri kebaktian sesekali, dan menghindari percakapan mendalam tentang iman yang membuatnya tidak nyaman.
Konflik bermula ketika Daniel kembali ke kota asalnya untuk menghadiri pemakaman Pastor Elias, sosok yang pernah membimbingnya semasa remaja. Dalam wasiatnya, Pastor Elias meninggalkan sebuah kotak kayu kecil khusus untuk Daniel. Di dalamnya terdapat salib kayu sederhana dan catatan singkat bertuliskan: “Jika kau pernah bertanya mengapa salib, carilah jawabannya dengan jujur.”
Sejak saat itu, Daniel mulai mengalami kegelisahan batin. Ia teringat masa lalu ketika ia pernah memiliki iman yang menyala, sebelum tragedi kematian adiknya membuatnya mempertanyakan keadilan dan kasih Tuhan. Luka lama itu membuat Daniel memilih bersikap netral—percaya secukupnya agar tetap nyaman, tetapi tidak cukup dalam untuk terluka lagi.
Dalam proses pencariannya, Daniel bertemu Rachel Moore, sepupunya yang bekerja sebagai relawan sosial. Rachel menjalani hidup sederhana, membantu komunitas marginal, dan mempraktikkan iman melalui tindakan nyata. Percakapan mereka kerap memicu perdebatan—Daniel mempertanyakan relevansi salib di dunia modern, sementara Rachel menantangnya untuk melihat salib bukan sebagai simbol penderitaan semata, tetapi sebagai pilihan kasih.
Perjalanan Daniel semakin dalam ketika ia mengikuti serangkaian kisah orang-orang yang hidupnya berubah oleh iman: seorang mantan narapidana yang menemukan pengampunan, seorang ibu tunggal yang bertahan dalam penderitaan tanpa kehilangan harapan, dan seorang dokter yang memilih tetap melayani di daerah konflik. Semua kisah itu memiliki satu benang merah—pengorbanan yang tidak masuk akal secara logika, tetapi penuh makna.
Climax film terjadi ketika Daniel mengalami krisis pribadi terbesar dalam hidupnya. Sebuah keputusan besar di tempat kerjanya menuntutnya mengorbankan integritas demi keuntungan. Di titik ini, Daniel harus memilih: tetap “lukewarm” demi kenyamanan, atau memikul salibnya sendiri dengan konsekuensi nyata.
Dalam adegan sunyi dan emosional, Daniel akhirnya memahami makna salib bukan sebagai simbol penderitaan yang dipaksakan, melainkan pilihan sadar untuk mengasihi, jujur, dan setia—meski ada harga yang harus dibayar. Ia menyadari bahwa iman setengah-setengah tidak pernah benar-benar melindungi siapa pun dari rasa sakit.
Akhir film menampilkan Daniel berdiri di gereja kecil yang kosong, memegang salib kayu pemberian Pastor Elias. Ia belum menjadi sempurna, tetapi ia memilih untuk tidak lagi setengah-setengah. Lukewarm: Why the Cross (2025) menutup kisahnya dengan pesan reflektif bahwa iman sejati dimulai ketika seseorang berhenti bersikap netral dan berani memilih dengan sepenuh hati.
Tonton Lukewarm: Why the Cross (2025) hanya di Filmkita21, situs streaming lengkap dan update setiap hari.












