“Palestine 36 (2026) adalah drama-perang emosional tentang keberanian, kehilangan, dan harapan yang bertahan meski dunia runtuh di sekelilingnya.”
Sinopsis Film :
Palestine 36 (2026) berlatar di Gaza pada tahun kelam ketika perang mencapai puncaknya. Film ini mengikuti perjalanan Yusuf Al-Masri, seorang jurnalis foto berusia 36 tahun yang selama bertahun-tahun mendokumentasikan kehidupan warganya dalam kondisi perang. Angka “36” bukan hanya usianya, tetapi juga simbol dari wilayah kecil tempat ia tinggal — sebuah blok yang menjadi saksi kehancuran, cinta, dan keteguhan hati.
Yusuf hidup bersama ibunya, Um Mariam, dan keponakannya Mariam, seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang masih mencoba memahami dunia yang terus menerus pecah di sekelilingnya. Yusuf bertekad menjaga keluarganya tetap aman, sambil tetap memotret realitas pahit dalam perang agar dunia mengetahui apa yang terjadi. Namun setiap kali ia mengangkat kamera, ia merasa semakin terseret dalam pusaran trauma yang membuatnya sulit bernapas.
Suatu hari, serangan udara besar menghancurkan blok tempat tinggal mereka. Yusuf selamat, tetapi ibunya hilang, dan Mariam terluka parah. Yusuf yang selama ini bekerja sebagai saksi kini dipaksa menjadi pelindung utama keluarga. Ia harus membawa Mariam ke satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi, yang letaknya melintasi zona perang terburuk. Dengan keadaan listrik minim, obat terbatas, dan jalanan yang penuh reruntuhan, perjalanan itu berubah menjadi misi hidup dan mati.
Di tengah perjalanan, Yusuf bertemu Layla Qassem, seorang relawan medis yang berusaha mengevakuasi warga yang terjebak. Layla memiliki keberanian tenang yang membuat Yusuf kembali merasakan makna harapan. Mereka memutuskan berjalan bersama, meski setiap langkah membawa risiko. Layla melihat luka Yusuf bukan hanya di tubuhnya, tapi juga di hatinya — terutama ketika ia menolak melihat foto-foto lama keluarganya.
Konflik memuncak ketika pasukan darat mulai bergerak mendekati wilayah tempat mereka bersembunyi. Yusuf harus memilih antara menyelamatkan ratusan foto dokumentasinya — satu-satunya bukti yang ia punya — atau membawa Mariam yang kondisinya semakin kritis. Dalam salah satu adegan paling emosional, Yusuf menghancurkan memory card kameranya sendiri agar bisa bergerak lebih cepat sambil membawa Mariam di pelukan. Layla menyadari bahwa keputusan itu hanyalah permukaan dari rasa bersalah besar yang selama ini Yusuf pendam.
Climax film hadir ketika mereka akhirnya mencapai rumah sakit, hanya untuk mendapati bahwa bangunan itu sudah setengah runtuh. Para dokter tetap bekerja di ruang darurat improvisasi. Yusuf harus membantu mengalihkan puing, menenangkan Mariam, dan menghadapi kehilangan yang terus datang tanpa jeda. Namun di titik paling gelap itu, Layla menegaskan bahwa harapan bukanlah tentang masa depan yang pasti — tetapi keputusan untuk tetap hidup hari ini.
Akhir film menampilkan Yusuf duduk di pantai bersama Mariam yang perlahan pulih. Ia tak lagi membawa kamera, tetapi menatap cakrawala dengan mata yang sama kuatnya. Palestine 36 (2026) menutup ceritanya dengan pesan bahwa di tengah kehancuran, manusia tetap memiliki satu kekuatan terakhir: kemampuan mencintai.
Tonton Palestine 36 (2026) hanya di Filmkita21, situs streaming lengkap dan update setiap hari.












