“The Crucifix: Blood of the Exorcist (2025) adalah horor supranatural intens tentang pertarungan iman, kutukan kuno, dan darah pengusir setan yang membuka kembali pintu kegelapan.”
Sinopsis Film :
The Crucifix: Blood of the Exorcist (2025) mengisahkan Father Elias Moran, seorang mantan eksorsis terkenal yang kini hidup menyendiri setelah mengalami tragedi mengerikan. Sebelum mundur dari Gereja, Elias dikenal sebagai pengusir setan paling kuat di keuskupannya—seseorang yang mampu menghadapi entitas kegelapan paling berbahaya. Namun insiden terakhirnya membuat ia kehilangan murid sekaligus sahabatnya, Father Luca. Kejadian itu meninggalkan luka batin yang membuat Elias bersumpah tidak pernah melakukan eksorsisme lagi.
Kisah dimulai ketika Elias mendapat panggilan darurat dari Sister Miriam, biarawati muda yang panik setelah menemukan kejanggalan di sebuah biara tua di pinggiran kota. Sebuah salib hitam kuno—dikenal sebagai The Blood Crucifix—tiba-tiba muncul tanpa asal, bersimbah noda merah yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Salib itu berkaitan dengan legenda kuno mengenai eksorsis pertama yang konon menggunakan darahnya sendiri untuk menyegel iblis terkuat.
Biara mulai mengalami fenomena mengerikan: suara teriakan di lorong, bayangan berjalan di balik kaca, hingga patung-patung yang bergerak pada tengah malam. Lebih buruk lagi, seorang anak yatim bernama Ana, yang tinggal di biara, mulai menunjukkan tanda-tanda kerasukan. Suaranya berubah, tubuhnya memucat, dan ia sering menyebut nama Elias meski tidak pernah mengenalnya.
Sister Miriam memohon Elias untuk membantu, namun Elias menolak. Trauma masa lalu masih menghantuinya. Namun ketika iblis yang merasuki Ana mulai memanggil nama Father Luca secara mengejek, Elias sadar bahwa entitas ini bukan makhluk biasa—ia adalah sosok yang pernah ia hadapi di masa lalu, sosok yang hampir membunuhnya.
Dengan berat hati, Elias kembali ke biara dan menemukan bahwa salib merah itu bukanlah objek kutukan biasa, melainkan kunci yang mengikat iblis kuno bernama Azrael, pemakan jiwa para eksorsis. Darah pada salib itu rupanya adalah darah Father Luca, yang digunakan untuk menyegel Azrael saat momen terakhir hidupnya. Elias kembali dihantui rasa bersalah karena ia gagal menyelamatkan sahabatnya.
Konflik memuncak ketika Azrael membebaskan diri dan menguasai seluruh biara. Lampu padam, dinding retak, dan suara jeritan memenuhi ruangan. Elias dipaksa menghadapi ketakutan terbesar dalam hidupnya—tidak hanya melawan iblis, tetapi melawan penyesalan yang selama ini menghancurkan imannya.
Climax film memperlihatkan Elias melakukan ritual pengusiran setan paling berbahaya dengan menggunakan Blood Crucifix. Ia harus mengorbankan darahnya sendiri untuk melengkapi ritual yang dulu gagal dilakukan Father Luca. Dalam adegan brutal namun emosional, Elias menghadapi Azrael dalam pertempuran spiritual yang menguji batas tubuh dan keyakinannya.
Pada akhirnya, Elias berhasil menyegel Azrael untuk selamanya. Namun ia jatuh tak sadarkan diri, sementara Sister Miriam menjaga Ana yang kini pulih. Film ditutup dengan suara narasi Elias yang berkata bahwa iman bukan tentang kemenangan, tetapi tentang keberanian menghadapi kegelapan meski penuh luka.
Tonton The Crucifix: Blood of the Exorcist (2025) hanya di Filmkita21, situs streaming lengkap dan update setiap hari.












